PERHATIAN !!!

Cerita-cerita yang ada di dalam blog ini adalah hasil karya yang perlu dihargai.. Karena itu jika anda ingin meng-copypaste cerita-cerita ini, harap menyertakan linkback ke blog ini. Terima kasih.

Friday, May 21, 2010

Story by Reader : "Please, remember me!"


Aku masih ingat saat itu. Saat-saat dimana kami tumbuh bersama, melakukan banyak hal bersama-sama, menyanyi bersama, dan.. menjalin cinta…

Namaku Nishizaki Mina. Umur 19 tahun. Kuliah di universitas T semester 2. Single. Jujur saja dulu aku punya seorang pacar walau hanya sehari. Dia teman sejak kecilku dan kami berpacaran saat upacara kelulusan SMP. Kau tahu apa yang lucu? Dia langsung mengalami kecelakaan keesokan harinya dan hanya melupakan aku. Aku, pacar satu harinya dan belum ada seorangpun yang tahu bahwa kami berpacaran sehari sebelumnya. Lucu kan? Kisah ini hanya seperti di novel-novel dimana kekasih si tokoh utama mengalami kecelakaan dan melupakan dirinya. Tapi kisahku ini tidak berakhir bahagia.. Setidaknya sampai sekarang.

“Yo!!” Seseorang menepuk punggungku. Aku berbalik dan melihatnya. Kekasih sehariku tersenyum lebar kearahku sambil merangkul pacar barunya.

“Pacar baru lagi ya, Sei?” Kataku dingin.

“Hahaha..” Dia hanya tertawa.

Lalu perempuan cantik itu meledik kearahku yang memasang wajah cuek dan berbicara pada Sei “Hey, aku masuk kelas dulu ya?”

“Ok..” Lalu dia mengecup bibir tipis perempuan itu dan melambai kearahnya yang berjalan pergi.

Dia berjalan bersamaku sekarang. Kami masuk kelas yang sama hari ini. Aku berjalan diam disampingnya yang terus-menerus disapa orang-orang. Oh ya, aku lupa menyebutkannya.. Nama lengkapnya Takamura Seiki. Sekarang dia hanya tahu aku adalah sahabat karibnya sejak kecil dari cerita-cerita ibunya. Ayahnya telah meninggal karena stroke saat kami baru berumur 7 tahun. Dia sudah bersamaku sekitar 4 tahun sepert ini. Karena popular, dia terus-menerus gonta-ganti pacar. Aku menghitung pacar-pacarnya dan yang tadi adalah pacarnya yang ke- 273. Banyak kan? Dan aku harus terus berada disampingnya sebagai teman semasa kecil walau hatiku sakit melihatnya bersama pacar-pacarnya itu.

Banyak orang yang mempertanyakan mengapa orang sepertinya mau berteman denganku, si cantik penyendiri. Walau kata mereka aku cantik, tidak ada orang yang mau berteman denganku. Aku muram dan selalu menundukkan kepala serta tidak mau bersosialisasi dengan orang-orang. Jadi, yang mau dekat-dekat denganku hanyalah dia seorang.

Kami pulang bersama setelah aku menemani dia mengantar pacarnya pulang. Jujur saja semua pacarnya itu tidak suka denganku karena dia hampir selalu mengajakku kemanapun dia pergi.. Bahkan saat kencan sekalipun. Untunglah karena ada perlindungan dari Sei aku tidak diapa-apakan mereka.

Saat ini, orang tuaku sedang berlibur bersama dengan ibunya meninggalkan anak-anak mereka sendirian dirumahnya masing-masing “Kalau ada apa-apa kalian berdua dapat saling menolong” Kata ibuku dengan senyum lebar kepada kami berdua dan langsung pergi meninggalkan kami yang melongo disitu. Itu terjadi sangat mendadak. 1 minggu yang lalu, begitu kami pulang sekolah.. Kami disambut dengan perkataan itu dan langsung ditinggal.

Sekarang kami menerapkan aturan berkunjung selang-seling ke rumah masing-masing.. Dan sekarang adalah giliranku.. Maka jadilah, sekarang dia duduk di ruang tamu sambil mengerjakan pr bersamaku.

“Hei, nyanyi dong” Katanya tiba-tiba ketika kami sedang meminum limun yang kusiapkan sambil berdiri . Kami sudah lelah duduk setelah selesai mengerjakan pr dan mengemasi buku-buku dan alat-alat tulis yang berserakan tadi.

“Hah, kenapa tiba-tiba?” Balasku.

“Ibu sering bercerita kalau kamu sering bernyanyi untukku.. Terutama..” Ia berpikir sebentar “Itu tuh, opening song di anime yang sering kita nonton dulu.. Apa ya?” Dia mengerutkan dahi berusaha mengingat.

“’Everytime you kiss me’ di anime ‘Pandora Hearts’” Gumamku. Itu adalah lagu kenangan kami dan lagu yang paling disukainya dulu.

Ia menepukkan kedua belah tangannya “Ah, iya benar.. Yang itu!”

“Aku tidak mau menyanyikannya” Jawabku pendek.

Dia mencondongkan tubuhnya mendekatiku “Ayolah, aku tidak pernah mendengar nyanyianmu sejak aku kehilangan ingatan”

Aku menahan napas sambil mencoba untuk bersikap seperti biasa “Aku tidak mau!” Aku berhasil mengatakannya dengan tegas.

Aku pernah berpikir untuk menyanyikan lagu itu dengan harapan dia akan mengingatku setelah mendengarnya.. Tapi tidak jadi. Aku takut kalau dia tetap tidak mengingat aku dan harapanku satu-satunya hilang. Karena pikiran itulah, aku tidak pernah menyanyikan lagu itu lagi.

“Kenapa sih! Padahal kata Masumi-san (Ibuku) kamu selalu menyanyikannya sebelum kecelakaan itu” Dia berpikir sejenak “Apa kamu marah karena aku hanya melupakanmu?” Katanya dengan suara rendah.

Aku kaget mendengar perkataannya itu “Hah, tidak.. Tidak.. Mana mungkin aku membencimu hanya gara-gara itu.. Lagipula hal itu diluar kekuasaanmu, kan? It couldn’t be helped, you know” Kataku dengan nada yang ceria dan wajah yang menggampangkan.. Tadinya sih begitu.. Tapi, oh tidak! Aku merasakan air mata menetes dari mata kananku.

Tampaknya dia tercengang dan tangannya terangkat ke arahku. Aku segera berdiri dan berkata “Kamu pergi dulu sekarang.. Aku baru ingat kalau aku punya urusan mendesak! Harus kulakukan saat seorang diri! Jadi, kamu pulang dulu sekarang!” Aku mulai histeris lalu mengambil tasnya dan mendorongnya ke pintu dengan dengan itu.

“Hei.. Hei!!” Serunya sambil meletakkan gelas limun yang entah kenapa dapat diletakkannya dengan baik dan melihatku sambil memegang tasnya ketika aku menutup pintu setelah mengatakan “Maaf ya.. Bye” Dengan senyum yang aku tahu tidak meyakinkan.

Tapi aku tidak peduli dengan hal itu. Aku segera berlari ke dalam kamarku di lantai dua dan membanting pintunya. Aku merosot ditempat itu lalu mulai menangis keras. Menumpahkan seluruh kesedihan yang kusimpan selama 4 tahun ini.

Keesokan harinya, aku membuka mataku. “Rupanya aku ketiduran di lantai” Pikirku.

Aku berdiri perlahan-lahan dan melihat diriku di cermin. Penampilanku berantakan. Rambutku terlihat kusut dan mataku bengkak.

Aku lalu melihat jam.. “Masih pukul 5 pagi.. Bagus.. Berarti aku masih punya cukup waktu untuk mengompres mataku” Lalu aku berjalan ke kamar mandi dan membasahi handuk lalu mengompres mata sebelah kiriku terlebih dahulu.

Aku lalu berjalan ke ruang tamu dan mengambil Hp-ku yang tergeletak begitu saja di meja. Aku melihat ke dalam Hp-ku setelah duduk di tempat tidur dan memindahkan handuk ke sebelah kanan mataku. Disana tertulis 23 email masuk dan 17 panggilan tak terjawab. Begitu banyak dan tentu saja, ketika aku mengecek daftar panggilan, 1 telepon dari ayahku dan lainnya dari Sei.

Aku menghela napas berat dan mengecek email yang ternyata semuanya adalah email dari Sei, isinya : ‘Maaf, tadi aku menanyakan hal yang tidak pantas’, ‘Mina, aku benar-benar menyesal’, ‘Tolong balas aku’, ‘Ayolah!!’, ‘Aku sudah hampir gila menunggu jawabanmu, nih!!’, Mina..’, ‘Mina!!! Jawab aku!! Aku sungguh-sungguh minta maaf..!’ dan seterusnya.

Aku membaca emailnya satu-persatu dan berhenti pada email terakhirnya ‘Mina, aku sungguh-sungguh menyesal telah mengatakannya padamu. Aku tahu kamu selama ini telah menahan diri untuk tidak membentakku ataupun menangis karena hal ini. Aku juga tahu kalau kamu tidak suka dengan pacar-pacarku selama ini. Aku terus mengganti pacarku dengan harapan kamu mau menunjukkan perasaanmu yang sesungguhnya kepadaku walaupun itu dalam bentuk kemarahan. Aku berjanji tidak akan melakukannya lagi. Aku sudah memutuskan pacarku yang sekarang. Tadi sore, aku tidak sengaja mengatakan hal yang aku pikirkan. Maafkan aku atas segalanya. Tolonglah! Aku sangat menyesal..’

“Dia tahu!! Oh, Tuhan!!” Aku meletakkan Hp itu di meja kecil dekat tempat tidurku dan menghempaskan diriku di tempat tidur. Aku meletakkan kompres itu diatas kedua mataku dan berpikir mengenai hal itu. Hanya sebentar.. Karena pada saat aku mulai memikirkannya, hatiku terasa sakit lagi dan air mataku mulai keluar.

Aku mengeset jam wekerku 45 menit sebelum jam kuliah dan berusaha untuk tidur dan berhasil. Aku bahkan tertidur lebih cepat dari yang kuduga. Mungkin karena aku masih lelah, asumsiku.

Setelah aku siap ke universitas, aku membuka pintu dan tentu saja Sei ada disana. Ia bersandar tembok. Ketika melihatnya, hatiku terasa sakit kembali sementara dia berjalan kearahku dan membuka mulutnya untuk berbicara.

Aku langsung berbicara sambil menunduk, aku tidak mau melihat wajahnya “Aku tidak apa-apa.. Sungguh.. Aku hanya butuh waktu untuk menenangkan hatiku dulu” Aku lalu berjalan pergi melewatinya yang bisa kurasakan dia memandangku lekat-lekat.

Sejak saat itu, aku tidak pernah lagi bertemu bahkan bertatapan muka dengannya. Tampaknya dia menghargai keputusanku. Aku senang dia mau melakukannya walaupun karena hal itu, aku hampir setiap hari ditindas oleh mantan pacarnya. Tentu saja dia tidak tahu karena aku berhasil menyembunyikannya dengan baik. Caranya takkan kuberitahu.. Itu rahasiaku.

2 bulan telah berlalu seperti itu. Orang tuaku yang sudah pulang menyadari hal ini dan aku hanya berkata “Kami hanya ada sedikit masalah, kok.. Tidak apa-apa” pada mereka dan mereka tidak pernah menyinggung hal itu lagi. Mungkin karena mereka mendengar suaraku yang bergetar saat mengatakan itu. Apa boleh buat, kan? Aku selalu seperti itu jika ada yang menyinggung tentangnya dan bahkan hanya dengan melihat wajahnya dan mendengar suaranya.

Dalam 2 bulan ini hatiku terasa semakin lama semakin berat dan rasanya aku seperti mayat hidup saja. Aku masih menjalankan aktivitas-aktivitas lamaku tapi dengan hati yang kosong. Bahkan para penindasku yang saaangat kucintai sudah tidak lagi menindasku karena kurangnya respond yang mereka inginkan.

Suatu hari di pertengahan bulan September, aku pergi ke festival musim panas sendiri karena biasanya aku pergi bersama Sei dan kawan-kawan. Entah kenapa dia selalu putus dengan pacar-pacarnya sesaat sebelum festival musim panas. Aku menolak tawaran ibuku untuk menemaniku. Jadi, aku hanya berjalan mondar-mandir di tengah kerumunan orang dengan badan yang terasa berat dan lemas.

Saat itu, aku bertemu mata dengan Sei. Seperti biasanya, aku langsung berbalik dan berjalan cepat kearah sebaliknya. Aku pikir dia juga akan bereaksi seperti biasa yaitu dengan membiarkanku pergi begitu saja. Tetapi kali ini tidak.. Aku mendengar dia meneriakkan namaku dan aku yakin dia berlari mengejarku.

Aku mempercepat langkahku. Aku tidak bisa lari dengan memakai kimono kan? Dan walaupun dia memakai kimono juga, kimono laki-laki lebih praktis dan kakinya lebih panjang dariku. Maka dari itu aku dapat ditangkapnya tanpa perlu waktu yang lama.

Ketika itu, sebelum dia sempat mengatakan apa-apa, tiba-tiba seseorang memegang bahuku dan terdengar suara yang dikeluarkan dengan mike.

“OKE!! SEKARANG KITA TELAH MENDAPATKAN PASANGAN LAGI.. AYO DATANG DAN DENGARKANLAH!!!” Kata suara itu dan aku ditarik mengikutinya.

Aku bisa merasakan bahwa Sei ditarik disebelahku. Pasangan? Dia salah sangka.

“BAIKLAH!! KALI INI KITA AKAN MEMINTA SANG WANITA MENYANYIKAN LAGU UNTUK ANDA DENGAN LAGU YANG DI REQUEST KEKASIHNYA!!”

Suaranya yang keras itu membuatku tersadar. Ternyata tanpa kusadari, aku telah berada di atas panggung. Kepalaku terasa semakin berat dan aku mulai pening. Apalagi saat tanpa sengaja melihat wajah Sei walau hanya sesaat, hatikupun mulai terasa sakit.

Aku mendengar Sei menjawab pertanyaan si MC saat ditanya lagu apa yang dia ingin dengarkan “Everytime you kiss me” Jawabnya.

“APA LAGU INI SPECIAL UNTUK ANDA?”

“Ini adalah lagu anime kesayangan kami berdua sewaktu kecil dan dia sering menyanyikannya untukku sejak dulu”

“OOWH, SO SWEET!!” MC itu lalu datang kearahku “PACARMU INGIN KAMU MENYANYIKAN LAGU KENANGAN KALIAN.. APA KAMU SIAP?”

Aku tercengang dan dengan cepatnya keadaan berubah. Karena aku tidak menjawab, dia dengan seenaknya membuatku menggenggam mike dan menghadap para penonton.

Hatiku semakin terasa sakit.

Musik mulai mengalun dan ternyata ada juga yang tahu lagu ini. Aku menatap Sei dengan hati yang sakit dan aku heran, kenapa aku melakukannya, ya? akupun mulai menyanyi.


Every time you kissed me
I trembled like a child
Gathering the roses
We sang for the hope
Your very voice is in my heartbeat
Sweeter than my dream
We were there in everlasting bloom
Roses die
The secret is inside the pain

‘Aah.. Gawat.. Air mataku mulai menggenang..’

Winds are high up on the hill
I cannot hear you
Come and hold me close
I’m shivering cold in the heart of rain
Darkness falls, I’m calling for the dawn
silver dishes for the memories for the days gone by
singing for the promises
tomorrow may bring
I harbour all the old affection
roses of the past
darkness falls, and summer will be gone

joys of the daylight
shadows of the starlight
everything was sweet by your side, my love
ruby tears have come to me for your last words
I’m here just singing my song of woe
waiting for you, my love

Kenangan-kenangan kami mulai membanjiri otakku..

now let my happiness sing inside my dream……….
everytime you kissed me
my heart was in such pain
gathering the roses
we sang of the grief
your very voice is in my heartbeat
sweeter than despair
we were there, in everlasting bloom

Kepalaku semakin sakit..

underneath the stars
shaded by the flowers
kiss me in the summer day gloom, my love
you are all my pleasure, my hope and my song
I will be here dreaming in the past
untill you come
untill we close our eyes

Selesai.. Tidak ada tanggapan apa-apa.. Tidak ada suara apa-apa.. Sunyi.. Aku melihat kearah penonton.. Banyak yang menangis dan banyak yang hanya melongo padaku. Aku melihat kearah Sei.. Keheranan.

Sei terpana melihatku.. Mulutnya terbuka “Mina..” Begitu katanya lalu terlihat menerawang.

Aku tidak mengerti sementara suara MC terdengar keras, rupanya dia sudah sadar. “ SANGAT MENYENTUH!! SUARA YANG INDAH DIPADU DENGAN LIRIK YANG SEDIH MENGHASILKAN HARMONI YANG MENCENGANGKAN!! SAYA SAMPAI TERINGAT DENGAN NENEK SAYA YANG TELAH MENINGGAL! PENONTON?! LEPASLAH DARI KEBISUAN KALIAN DAN BERIKAN SORAK-SORAI YANG MERIAH UNTUK PASANGAN INI!!”

Bagaikan tersadar dari mimpi, para penonton bersorak dan bersiul-siul kepada kami dan akhirnya aku tidak tahan lagi. Aku terjatuh dan kudengar: 1. Sei meneriakkan namaku dan suara langkah kakinya yang berlari kearahku, 2. Sorak-sorak penonton yang berubah menjadi teriakan kaget. Lalu, mataku perlahan-lahan menutup “Mina!!” Suara dan wajah Sei yang paling akhir kulihat dan kudengar sebelum aku kehilangan kesadaran.

.........................................................................................................................................

Gelap.. Aku takut.. Terasa ada tangan yang tak terlihat mendorongku kearah lubang besar yang menganga didepanku.. Tolong.. Siapa saja!! Tolong!! Aku takut!!!

“Mina!” Terdengar suara Sei dari kejauhan. Aku menoleh ke belakang dan melihat Sei di tengah kegelapan sama sepertiku, mengulurkan tangannya sambil memanggil namaku berulang-ulang kali “Mina!! Mina!!” Begitu katanya.

Aku berusaha melawan dorongan tangan tak terlihat itu.. Aku masih ingin hidup.. Aku ingin bersama dengan Sei.. Bagaimanapun keadaannya.. Tenaga yang keluar dari tangan itu terasa melemah dan akhirnya menghilang sama sekali. Apa aku masih diberi waktu?.

Aku berlari kearahnya dan.. Cahaya tiba-tiba muncul dan menelanku dalam kehangatannya.

.......................................................................................................................................

Aku membuka mata secara tiba-tiba.. Melihat langit-langit ruangan yang berwarna putih bersih.. “Mina!! Dokter!! Dokter!! Dia sudah sadar! Mina sudah sadar!!” Suara Sei terdengar keras ditelingaku.. Satu hal yang pasti, suaranya terdengar sangat gembira.

Setelah itu, seorang dokter muda berusia 25 tahunan datang didampingi oleh 2 orang suster yang jelas sekali jatuh cinta padanya. Tampaknya dia tipe orang yang popular.

Tapi itu bukan urusanku. I am already fall in love with Sei, after all.

Setelah dokter itu memeriksa dan pergi, Sei bercerita bahwa aku telah dalam keadaan koma selama 3 hari penuh dan mengatakan bahwa orang tuaku sedang beristirahat di rumah. Ini sudah tengah malam, dan dia menawarkan diri untuk menjagaku dan meminta mereka untuk beristirahat dengan baik di rumah.

Setelah mengatakan hal-hal itu padaku, suasana hening sejenak.. Sampai akhirnya dia membuka mulut “ Aku minta maaf” Bisiknya.

Aku menelan ludah “Minta maaf untuk apa?”

“Untuk segalanya! Karena aku telah menyakiti hatimu dengan sengaja selama ini.. Karena aku telah mengatakan hal yang membuat hatimu sakit.. Dan.. Yang paling penting..” Aku menunggunya menyelesaikan kata-katanya “Karena aku.. Telah melupakanmu”

Ah, tentu saja itu yang akan dia ucapkan. Kalau dipikir-pikir lagi, itu adalah hal yang sangat wajar “Tidak apa-apa kok. Apa boleh buat kan? Itu bukan salahmu.. Dan untuk hal yang lain seperti pacarmu, itu juga tidak masalah.. Kamu kan lupa sama sekali terhadapku.. Jadi wajar saja kalau kamu mencari tahu ekspresi-ekspresi dalam diriku yang kamu ketahui dulu” Jelasku panjang lebar berusaha tersenyum.. Tapi gagal.

“Aku mencintaimu” Aku mendengarnya berkata seperti itu. Tapi.. Hah?! Aku hanya bisa menatapnya dalam diam dengan mata yang terbelalak dan mulut yang terbuka.

“Tutup mulutmu” Katanya sambil meletakkan tangannya di mulutku.

“Uh..Uhm..” Hanya itu yang dapat kukatakan.

“Jujur saja, aku menyadarinya saat aku mendengar lagumu. Itulah alasan mengapa aku ingin membuatmu jujur terhadapku dan selalu mengajakmu kemanapun aku pergi.. Aku hanya ingin selalu bersamamu”Jelasnya

Aku tidak dapat berkata apa-apa.. Rasanya ini terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.. Apa aku sudah mati? Apa aku sekarang berada di surga?

Aku mencubit pipiku dan.. Sakit!! Berarti ini bukan mimpi! Ini bukan mimpi!! Kebahagiaan membuncah di dalam dadaku. Tubuhku tidak lagi terasa berat. Tubuhku malah terasa sangat ringan.

Aku baru sadar.. Dia yang tidak ingat dengan aku yang dulu.. Tidak masalah.. Yang penting adalah dia mencintaiku.. Dia.. Hatinya.. Masih mengingat dan mencintaiku.. Bahkan saat kenangannya bersamaku hilang.. Kami masih dapat membuat kenangan-kenangan indah bersama-sama mulai sekarang.

Sementara aku sedang mengagumi perubahan dalam diriku, dia berbicara lagi “Apa kamu tahu seberapa takutnya aku saat kamu jatuh pingsan? Rasanya seperti ada yang mengiris dan memotong-motong tubuhku. Apalagi ketika aku mengetahui bahwa penyebab kamu jatuh pingsan adalah karena tekanan mental yang terus bertumpuk dalam dirimu yang dengan kata lain adalah karena aku.. Coba kamu pikirkan bagaimana perasaanku yang saat itu memang sudah hancur ketika mendengar bahwa orang yang aku cintai terus-menerus menderita dan bahkan sampai tidak sadar selama 3 hari karena aku? Aku.. Aku benar-benar tidak sanggup jika harus kehilanganmu!!” Katanya penuh perasaan.

Itu adalah ungkapan perasaan yang paling meresap ke dalam hatiku.. Tuhan, terima kasih karena telah membiarkanku hidup lebih lama lagi.. Aku sungguh-sungguh berterima kasih..

Aku meletakkan kedua tanganku di kedua sisi wajahnya dan mengangkat wajahnya itu agar matanya bertatapan dengan mataku. Lalu aku tersenyum tulus dengan wajah yang penuh kebahagiaan.. Senyuman yang tak pernah kukeluarkan sejak dia melupakan aku.

“Aku mencintaimu” Kataku lembut. Ia lalu memegang wajahku dengan lembut dan menciumku.

“Aku pasti akan membahagiakanmu” Bisiknya ditelingaku.

Aku tersenyum bahagia didalam pelukannya dan aku yakin, kami pasti akan berbahagia mulai saat ini. KARENA CINTA KAMI ADALAH CINTA YANG DIRESTUI TUHAN…

END

Story by : Yunita P. Moniaga

25 comments:

  1. Jadi Ingat sama Mantan Pacar nich!!!
    Huft....
    T.T

    ReplyDelete
  2. Now my dreams are filled with time when we're together guess what I need from her is forever love...

    T.TV Peace...

    ReplyDelete
  3. ceritanya menarik, btw saya lebih suka cerita yg sad ending. Lebih lama dan membekas dalam ingatan tp biarpun begiku dlm kehidupan saya tentu berharap yg happy ending bahkan happy forever.

    ReplyDelete
  4. determit : ya, saya pribadi jg lebih suka yg sad ending. Lebih romantis. Hehe
    tp sekali2 yg happy ending jg gpp kan? :)

    ReplyDelete
  5. Hwa..
    Aku terharu ngebacanya..
    ^^
    Blognya bagus yah..
    Keep posting ya kk..

    ReplyDelete
  6. hehehehe.... makasih :)
    iya, saya pasti akan posting cerita2 baru. ditunggu saja ya ^^

    ReplyDelete
  7. TT .TT berlinang air mata saya ingat miranti angraini...

    ReplyDelete
  8. Nice Story,hmmm...dilihat dari artikel - artikel yang kamu tulis, sepertinya kamu berpengalaman menulis untuk majalah sekolah ya Lica? He..he..he, cuma menebak ah..!

    ReplyDelete
  9. hehe. Thx vahn.
    Majalah sekolah? Saya pengen, tp saya org yg pemalu. Jd yaa, cm bisa disalurkan lewat blog ini. Hehehe.... -n,n-v

    ReplyDelete
  10. @ Lica
    sayang bgt lho, padhal artikel kamu bgus2 :)

    ReplyDelete
  11. hehe. Iya, tp gpp deh. Lewat blog ini aja org2 baca cerita2 saya, gt aja dah seneng. Hohoho -n,n-v

    ReplyDelete
  12. tukeran link? Ayo, ayo kita tukeran link! -n,n-
    saya pasang linknya ntar klo ol di komp yah. Hoho

    ReplyDelete
  13. Link blog kamu sudah saya taruh di blogroll saya Lica, Thanks...

    ReplyDelete
  14. hy Lica ^_^

    nice posting

    ReplyDelete
  15. TYrips here, for the first time!!!
    Dan kesan TYrips adalah..,
    Ceritanya bagus, mempunyai makna dan dalam dan yang paling penting.., its all about love..,

    btw, ini lica lawliet yang sering nongol di blognya Enigma ya, salam kenal ya dari penggemar barunya bro Enigma!!

    ReplyDelete
  16. thx udah visit TYrips! Hehe -n,n-
    yup, ini lica lawliet yg sering komen yg ga penting di blog enigma. Hoho
    salam kenal juga TYrips! -^0^-/

    ReplyDelete
  17. aaah keren kak X3 hehe, ijin tarok link ya kak! aw hihi

    ReplyDelete
  18. ok. Nanti sy jg pasang link km ya irnya.. Makasih ya.. -n,n-

    ReplyDelete
  19. hikss... hikss....
    terharu banget.. sampai 3x nangis..
    huuhuuuu... ^_~

    btw.. salam kenal ya...

    -- si pengagum

    ReplyDelete